Blog ini berisi tulisan-tulisan ringan Sultan Abdul Khair. Jika anda berkenan mengutip sebagian atau keseluruhan dari salah satu atau beberapa tulisan di blog ini, mohon untuk mencantumkan sumbernya. Ikuti Blog ini bila diperlukan. Terima Kasih atas kunjungan anda...!

Rabu, 23 Januari 2013

SHE CALLS ME "IJUK"


Flash back…!

Namanya adalah Dani Hardianingsih. Sekarang dia menempuh pendidikan di STIKES Yarsi Mataram. Dia adalah adik kelas waktu SMP, tepatnya 2 tingkat di bawah saya. Sejujurnya saya hampir lupa moment pertama kali melihatnya, namun yang pasti saya langsung terpesona dan menyukainya semenjak pandangan pertama itu. Saat itu dia duduk di kelas 1A dan saya kelas 3A. Kelas kami memang berjauhan, namun saya masih bisa melihatnya lewat jendela kelas yang kebetulan tanpa kaca dekat tempat duduk, walau do'i tidak terlihat begitu jelas. Tapi saya ingat betul tempat duduk favoritnya.

Sebenarnya dia tidak begitu istimewa, tapi dia berbeda dalam sudut pandang saya, dia imut, manis, lucu, dan pintar, dan saya mengaguminya. Tiap hari saya tetap sempatkan untuk melihat dan memperhatikannya, meski tidak banyak yang tau dan tidak ada seorangpun yang tau akan hal itu. Yah, masa-masa SMP dan SMA saya memang dikenal sebagai pribadi yang takut wanita, pendiam, kurang bergaul, cuek, cerdas dan keren (2 ciri terakhir ga' usah protes yah :D).

Cukup lama saya memperhatikannya... Tak jarang juga, saya berusaha menarik dan mencuri perhatian di depannya dengan melakukan hal-hal yang menurut hemat saya bisa membuat saya terlihat hebat dan berwibawa dihadapannya, walau kadang berakhir dengan kekonyolan. Saat itu saya juga sering ditunjuk menjadi Komandan Upacara Bendera, dan saya sangat bersemangat malakukannya, karna kebetulan kelasnya Dani berbaris tepat di depan komandan upacara. Tentu saja saya maksimalkan kesempatan menjabat komandan ini untuk menyaksikan indah senyumannya. 

Sesekali juga saya melayangkan lirikan tepat di hadapannya, namun saya akan berpura-pura cuek dan seketika melihat ke arah lain saat kira-kira dia mulai tersadar. Sungguh ironis, karna saya tidak pernah mengajaknya berbicara, bahkan saya belum pernah mendengar suaranya hingga tamat dari SMP. Dan saat itulah terakhir kali saya melihatnya hingga sekarang.

Kekaguman dan bayang dirinya sedikit pudar saat saya mulai masuk SMA, karna praktis saya terpisah dan tak lagi bisa memperhatikannya. Namun, yang terjadi sesungguhnya adalah saya tidak benar-benar melupakannya. Wajah dan senyumnya masih kokoh terpatri dan terniang dalam angan. Tiap saat saya berharap bisa melihatnya lagi, tapi semua seakan berkonspirasi dan tidak bersahabat untuk menghambat harapan yang akhirnya tetap kosong.

Sebenarnya saya sempat menceritakan rasa ketertarikan itu pada seorang sahabat. Imbasnya dia sering mengajak saya keluar dan memberanikan diri menemuainya. Namun sekali lagi saya bukanlah pribadi yang demikian, saya adalah anak laki-laki pingitan yang selalu harus berada di rumah. Mungkin saya penakut atau pecundang yang menyukainya, itulah yang selalu saya pikirkan kala itu. Tak jarang juga hati ini mengutuk diri yang tak lekas berani menemuinya.

Cerita berlanjut…!

Hingga tamat dari SMA, saya masih sempat memikirkannya. Cerita berlanjut saat saya melanjutkan studi di Djogja, meski saat itu saya sempat jatuh cinta dengan seorang wanita, Inisialnya adalah MI. Untuk pertama kalinya saya menjalin hubungan serius (orang bilang pacaran). Saya berusaha menjadi pria paling setia untuknya, namun apa daya mungkin dia berpikir saya bukanlah yang terbaik. Saya hargai keputusannya, dan saya memutuskan untuk benar-benar mencari tulang rusuk saya yang terpisahkan.

Saya mungkin berbeda dengan pria kebanyakan, atau memang banyak pria yang berpikiran seperti saya, yaitu berusaha menjadi sosok paling setia saat menjalin sebuah hubungan sampai maut yang memisahkan. Saya tidak pernah memutuskan hubungan hingga mereka yang memutuskannya. Namun, bukan berarti saya pria rendahan dan tidak laku, tapi saya menganggap itu bentuk 'Keteguhan' dan 'Prinsip' dari seseorang yang layak di sebut PRIA. 

Masuk cerita inti…!

Berawal dari akun facebook yang tak sengaja saya temukan, hingga mengembalikan ingatan masa lalu tentang dirinya. Saya seakan diteleportasi untuk menyaksikan kembali hal-hal lucu dan konyol yang pernah saya lakukan di masa silam untuk menarik perhatiannya. Yah, ini memang dia yang saya kagumi, Dani Hardianingsih.

Saya memulai kontak dengannya melalui message facebook. Saling bertanya kabar dan bertanya hal-hal yang masih sangat umum. Untungnya dia juga masih mengenal saya. Makin hari obrolan kami makin bervariasi dan mulai terasa akrab. Berbeda jauh saat saya masih SMP yang bahkan belum pernah mendengar suara atau menyapanya.

Beberapa saat sebenarnya hati saya remuk dan merasa cemburu mengetahui dia sudah ada yang punya. Aneh yah,,, padahal saya bukan siapa-siapanya dia, atau mungkin inilah yang disebut Cinta… Singkat cerita kami mulai saling sms_an dan saling memotovasi satu sama lain. Hingga suatu hari saya memberanikan diri menceritakan semua yang saya alami tentang dirinya, dan saya mengungkapkan rasa Cinta untuknya.

Beruntung sekali rasanya, karna dia sebenarnya memiliki perasaan yang sama. Dan ternyata dia juga sedikit mengagumi saya di masa-masa yang sama saat saya begitu mengaguminya. Kami saling bercerita moment ketika itu, dan rupanya kami memiliki angan yang sama untuk saling menyapa dan saling akrab. Hanya saja kami saling mempecundangi diri dan menjaga gengsi.

Sekarang saya ingin menjadi pria terbaik untuknya, menjaganya serta menyempurnakan diri jika kelak menjadi Imamnya. Kami sangat menyayangi satu sama lain, hingga kami berpikir hanya maut yang sanggup memisahkan. Rasanya saya telah menemukan tulang rusuk saya yang hilang. Saya ingin mengabdikan diri dan kesetiaan ini untuknya, tidak akan pernah meninggalkannya. Hingga mungkin takdir berbicara lain dan menunjukan tajinya. Namun, jika mungkin dunia tak mengizinkan kami bersama untuk membina mahligai suci, saya pasti akan menunggunya di keabadian dan memilikinya kekal.

Oh ya, sekarang kami punya panggilan khas masing-masing. Saya memanggilnya “Chubby” karna dia lucu dan punya pipi yang tembem, dan dia memanggil saya “IJUK”, katanya karna rambut saya yang mirip ijuk. Walaupun saya masih bersikukuh hingga sekarang bahwa saya memiliki rambut paling eksotis yang pernah ada, hehe… Tapi saya sangat menyukai panggilannya, SHE CALLS ME IJUK ^_^



2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ckck..
Bru tahu kroNoLogi yg sbenarnya..
Oh.. Ternyata bgoNo Toh...
*mangut manguT..
:P

Mmzmsm mengatakan...

Hus... ngomongx jgn kenceng2... hahaha

Posting Komentar