Blog ini berisi tulisan-tulisan ringan Sultan Abdul Khair. Jika anda berkenan mengutip sebagian atau keseluruhan dari salah satu atau beberapa tulisan di blog ini, mohon untuk mencantumkan sumbernya. Ikuti Blog ini bila diperlukan. Terima Kasih atas kunjungan anda...!

Selasa, 22 November 2016

EMPAT

Menyentuh angka empat
Cinta kita berlipat-lipat
Angan kita kian rapat
Teriring nawaitu untuk saling dapat


Nawaitu untuk si hidung cilik
Nawaitu untuk klaim hak milik
Nawaitu untuk bersama satu bilik


Iya kan cantik?
Kita nanti akan dilantik
Di atas pelaminan beralas batik
Jadi manten paling romantik


Ayok diaminkan cantik!

#DH

Kamis, 26 Mei 2016

ASTAGHFIRULLAH...! YA ALLAH... JAUHKAN HAMBAMU DARI MINYIA-NYIAKAN ORANG YANG MENYAYANGI HAMBA

Suatu hari saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Ia juga berkata: “Maafkan saya juga.” Orang itu dan saya berlaku sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain, begitu sampai di rumah. Pada hari itu juga, saat saya sedang menelphone salah satu kolega terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih simpati kolega saya itu, tiba2 anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik, hampir saja membuatnya jatuh. “Minggir!!! Main sana, ganggu saja!!!” teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Saat saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus, Tuhan berbisik, “Akan kusuruh malaikat menyabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang, namun sebelumnya, aku akan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi dengan anak yang engkau kasihi, engkau perlakukan dengan sewenang-wenang, akan kuberi lihat setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan atasanmu, kolegamu, sahabat dunia mayamu, serta keadaan keluargamu”

Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan lewat grup, bahkan jg ada yg tdk komentar apapun atas kepergianku, dan ada yg hanya menulis 3 huruf singkat, ‘RIP’.

Lalu teman-temanku sekantor, hampir semua datang, sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asik foto-foto dan mengobrol, bahkan ada yg asik membicarakan aibku sambil tersenyum-senyum. Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar, melihat jenazahku dalam hitungan menit langsung pulang.

Dan kolegaku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat. Lalu kulihat anak-anakku menangis dipangkuan istriku, yang kecil berusaha menggapai2 jenazahku meminta aku bangun, namun istriku menghalaunya. istriku pingsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sekacau itu.

Lalu aku teringat betapa sering aku acuhkan panggilannya yg mengajakku mengobrol, aku selalu sibuk dengan hpku, dengan kolega2 dan teman2 dunia mayaku, lalu aku lihat anak2ku.. Sering kuhardik dan kubentak mereka saat aku sedang asik dengan ponselku, saat mereka ribut meminta ku temani. Oh Ya Allah.. Maafkan aku.

lalu aku melihat tujuh hari sejak kematianku, teman-teman sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak mendengar aku mendapatkan doa mereka untukku, perusahaan telah menggantiku dengan karyawan lain, teman-teman dunia maya masih sibuk dengan lelucon2 digrup, tanpa ada yg mbahasku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di grup mereka.

Namun, aku melihat istriku masih pucat dan menangis, airmatanya selalu menetes saat anak2ku bertanya dimana papah mereka? Aku melihat dia begitu lunglai dan pucat, kemana gairahmu istriku?

Oh Ya Allah Maafkan aku..Teman FB ku lenyap secara drastis, semua memutuskan pertemanan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup, bosku, teman2 kerja, tdk ada satupun yang mengunjungiku kekuburan ataupun sekedar mengirimkan doa.

Lalu kulihat keluargaku, istriku sudah bisa tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak2 masih ribut menanyakan kapan papahnya pulang, yang paling kecil yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela, menantikan aku datang.

Lalu 15 tahun berlalu.

Kulihat istriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah mulai keliatan guratan tua dan lelah diwajahnya, dia tidak pernah lupa mengingatkan anak2 bahwa ini hari jumat, jangan lupa kekuburan papah, jangan lupa berdoa setiap sholat, lalu aku membaca tulisan disecarik kertas milik putriku malam itu, dia menulis.. “Seandainya saja aku punya papah, pasti tidak akan ada laki2 yang berani tidak sopan denganku, tidak akan aku lihat mamah sakit2an mencari nafkah seorang diri buat kami, oh Ya Allah.. Kenapa Kau ambil papahku, aku butuh papahku Ya Allah..” kertas itu basah, pasti karena airmatanya..
Ya Allah maafkanlah aku..

Sampai bertahun2 anak2 dan istriku pun masih terus mendoakanku setelah sholat, agar aku selalu berbahagia diakherat sana.

Lalu seketika,, aku terbangun.. Dan terjatuh dari dipan.. Oh Ya Allah Alhamdulillah.. Ternyata aku cuma bermimpi..

Pelan-pelan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, masih aku lihat airmata disudut matanya, kasihan sekali, terlalu kencang aku menghardik mereka..

“Anakku, papah sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.“Si kecilku pun terbangun dan berkata, “Oh papah, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”

“Anakku, aku mencintaimu juga. Aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku” Dan kupeluk anakku. Kuciumi pipi dan keningnya.
Lalu kulihat istriku tertidur, istriku yang sapaannya sering kuacuhkan, ajakannya bicara sering kali aku sengaja berpura2 tidak mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku istriku, maafkan aku.

Air mataku tak bisaku bendung lagi.

Apakah kita menyadari bahwa jika kita mati besok pagi, perusahaan di mana kita bekerja akan dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, beberapa masih menceritakan aib2 yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah membahas lagi seolah, aku tidak pernah mengisi hari2 mereka sebagai badut di grup. Lalu aku rebahkan diri disamping istriku, ponselku masih terus bergetar, berpuluh puluh notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak.. tidak..
Aku matikan ponselku dan aku pejamkan mata, maaf.. Bukan kalian yang akan membawaku ke surga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi ini dia.. Keluargaku, keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan sekali

Source:  http://www.liputan96.com/2016/04/astaghfirullahastaghfirullahwa-atuubu.html

Senin, 02 Mei 2016

I PROMISE YOU THIS

Terkadang daku bertanya-tanya... Pantaskah aku untukmu? Aku yang belum menjadi siapa-siapa, juga belum menjadi apa-apa. Malu rasanya saat dikau menolak cinta yang lain hanya untuk mempertahankanku yang bukan siapa-siapa. Sungguh kukagumi keteguhan hatimu, aku memuja besarnya kekuatan cintamu...


Engkau tak perlu bertanya lagi tentang rasaku padamu, karna kau tentu mendapatkan jawaban pasti. Yah, seluruh gambaran masa depanku hanya ada engkau seutuhnya. Saat ini aku memang bukanlah siapa-siapa, saat ini aku memang belum menjadi apa-apa. Tapi kujanjikan engkau satu hal, bila saatnya kita ditakdirkan bersama, maka akan kupersembahkan segala yang kumiliki dan kubisa untukmu. Akan kuusir jauh segala resah dan kesusahan yang hendak menghapiri indah hidupmu. Tak akan kubiarkan air mata kesedihan menetesi mata indahmu. Takkan kubiarkan tangisan duka mengganggu manis rekah senyumanmu. Karna beta bodohnya aku jika menyiakan kemurahan hati dan kesetiaanmu...

 

Tanggungjawab dan segala dedikasiku sepenuhnya untukmu...ITU JANJIKU !


#IT



Sabtu, 26 Maret 2016

ADA APA DENGAN DANA MBOJO??? KENAPA KITA TERTINGGAL DAN BIASA-BIASA SAJA???

Pertanyaan yang muncul cukup sederhana, Kenapa Dana Mbojo belum mejadi Daerah yang Maju dan kompetitif? Kenapa Dana Mbojo cenderung jalan di tempat dan bahkan mengalami kemunduran?

Jika kita berkelana melawan laju waktu menuju 15+ tahun yang lalu maka kita akan terkejut dengan sajian Dana Mbojo yang sangat berbeda dengan saat ini. Transportasinya memang tak sebagus dan sebanyak sekarang, teknologinya memang tak seheboh dan secanggih saat ini, namun lebih dari itu kita akan menemui Insan Mbojo yang bersahabat dan memiliki mental yang lebih baik dari muda-mudi zaman sekarang.

Tolak ukurnya cukup sederhana... Dulu, Dana Mbojo punya orang-orang yang sangat menghargai antara satu dengan yang lain sehingga jarang didengar adanya kesenjangan sosial di tengah masyarakat. Budaya Karawi Kaboju (gotong royong) sangat dijunjung tinggi sebagai sarana merajut silaturrahim. Lantas apa permasalahannya sehingga budaya ini begitu drastis menghilang tergerus laju zaman?

***Let's analyze it!

Tentu saja kita tak akan sanggup menolak bagaimana arus kehidupan terus berkembang, kita tak akan sanggup menghindar dari derasnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kemajuan itu sudah sesuai pemanfaatannya? Jawabnya sudah pasti BELUM, karna buktinya kita belum lebih baik dari hari kemarin, malah sebaliknya kita jauh lebih terpuruk justru di era yang jauh lebih modern ini.

Setujukah anda bahwa para koruptor itu adalah orang-orang pintar dan berpendidikan tinggi? Saya setuju...! Dana Mbojo saat ini sedang dipenuhi oleh koruptor dan penjilat-penjilat sampah yang memeras uang dan keringat masyarakat dengan memanfaatkan jabatan dan kekuasaan. Mulai dari penjilat kelas teri yang mengelola pungutan-pungutan liar hingga koruptor kelas salmon yang merajai sogokan para pengusaha dan investor hingga memeras rakyat kecil yang ingin memeroleh jabatan dan kedudukan tertentu. Dengan fenomena pahit ini, maka kita bisa memetik kesimpulan sementara bahwa Dana Mbojo tidak kekurangan sumber daya manusia, kita tak kekurangan orang-orang pintar.

Lantas, jika kita tak kekurangan orang-orang pintar, apakah kita kekurangan Sumber Daya Alam? Saya rasa siapapun setuju jawabannya juga TIDAK. Dana Mbojo memiliki Sumber Daya Alam yang bejibun dan melimpah. Tapi kenapa perekonomian masyarakat tetap terpuruk?
Kita dapatkan satu kesimpulan kecil lagi bahwa kita tak kekurangan Sumber Daya Alam. Lantas apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan?

Kita sudah punya sistem transportasi yang lebih baik sehingga akses jadi lebih mudah, kita sudah punya teknologi yang lebih canggih sehingga aliran informasi di seluruh dunia bisa kita serap secepat kilat, kita punya generasi muda yang berpendidikan tinggi dan terlatih sehingga harusnya bisa mengelola Dana Mbojo menjadi lebih maju dan lebih baik. Tapi kenapa???

Hemat saya, ternyata kita sudah benar-benar lupa 1 hal yang paling substansial, yaitu kita sedang melalui fase "Lupa Diri"... kita sudah keilangan 1 hal yang amat sangat penting. Kita sudah kehilangan KARAKTER. KARAKTER yang menjadi identitas kita sebagai Dou Mbojo yaitu dou ma MAJA LABO DAHU (Malu dan Takut). 

Sudah jelas sekarang apa yang membuat orang terdahulu kita jauh lebih baik. Mereka malu dan takut jika berbuat maksiat, malu dan takut jika bermusuhan, malu dan takut jika menindas orang lain, malu dan takut korupsi, malu dan takut melakukan segala hal yang bertentangan dengan norma dan agama. 

Namun saat ini justru tanpa rasa malu dan takut kita melakukan segala jenis kemungkaran. Perkelahian dan pembunuhan terjadi dimana-mana, pemerkosaan merajalela, Narkoba dan Miras sudah merasuki kehidapan generasi muda bahkan anak-anak. Kemajuan IPTEK justru menyeret kita menuju kehancuran. Makin banyak orang berpendidikan ternyata tak membuat kita lebih baik karna sekali lagi kita sudah kehilangan hal terpenting, KARAKTER!

KARAKTER MAJA LABO DAHU yang harusnya kita jaga dan kita lestarikan. KARAKTER yang seharusnya membawa kita menjadi insan yang unggul. 

Saya rasa, kita hanya punya 2 pilihan untuk saat ini. Apakah bertahan dengan keterpurukan ataukah melangkah untuk menjadi lebih baik. Semoga kita bisa mengembalikan KARAKTER "MAJA LABO DAHU", memperbaiki Identitas dan kirisis moral menuju Dana Mbojo yang lebih cemerlang, lebih maju, dan lebih bersahaja....

Cukup mulai dari diri sendiri ^_^

Kamis, 24 Maret 2016

NAMA ORANG BIMA KEKUNOAN VS KEKINIAN

Inilah nama-nama yang menjadi ciri khas orang Bima TEMPO DOELOE...

Pria : Ibrahim (Boa/Brahe), Abdullah (Dole), Usman (Moa), Ishaka (Heko), Zakaria (Zeko), Saidin (Deo), Ali (Elo), Ahmad, dll...
Wanita : Aisyah (Ose), Sa'idah (Adu), Marlah (Lau), Fatimah (Tamu), Jaenab (janu), Marwah (Wau), dll...

Kebanyakan pemilik nama-nama di atas adalah orang-orang tua (Bapak2-Ibu2 atau Kakek-Nenek). Kedepannya mungkin nama-nama di atas tidak akan lagi eksis mengingat tendensi orang Bima yang lebih tertarik dengan nama-nama yang berbau modern... Kalaupun ada yang bernama seperti di atas pastilah sudah disamarkan dengan nama "beken" atau nama "samaran".

Nama Penyanyi, artis sinetron dan bintang film menjadi pilihan utama. Tak heran jika Krisdayanti, Agnes Monika, Anjasmara, Ona Sutra, Titi Kamal, dan nama-nama artis terkini menjamur dijadikan nama anak di Bima... Pengaruh media benar-benar dahsyat...

"APALAH ARTI SEBUAH NAMA", ungkapan yang begitu sering kita dengar... Sebuah nama memang tidak serta merta mencerminkan akhlak seseorang. Namun tetap saja sebuah nama merupakan ciri khas dan identitas yang tak boleh kita remehkan...

Saya tidak tau apakah harus senang ataukah berduka dengan fenomena yang ada, yang pasti saya sama sekali tidak merasa bangga. Karna kira sudah kehilangan identitas, kita kehilangan ciri khas, kita kehilangan karakter... Nama-nama pendahulu kita terdengar begitu bersahaja dan bersahabat. Dan memang seperti itulah karakter kita yang sebenarnya...

Sabtu, 05 Maret 2016

MACET YANG KUIDAM


Sepertinya semesta ikut andil dalam konspirasi agung... Waktu terlalu cepat berlalu... Benarkah sehari itu 24 jam??? Akh... Rasanya cuman sebentar, 1 jam hanya terasa seperti 60 menit :D

Jalananpun rasanya terlalu lancar saat kita bersama. Lampu lalu lintas hanya menandakan hijau hijau dan hijau. Kemana bis-bis dan truk-truk besar yang biasanya menghadang jalan??? Mereka semua bagai menghilang dan bersekongkol untuk membuat waktuku berlalu cepat... Tak pernah sekalipun dalam hidup rasanya ingin jalanan SEMACET ini... Macet bersamamu pasti sangat membahagiakan... Asal bersamamu, selalu melihat rekah senyuman manismu... 

Minggu, 31 Januari 2016

GADIS BIMA TERGILA-GILA DENGAN PRIA PNS... BENARKAH???

Bukan rahasia lagi, dikalangan masyarakat Bima, memiliki suami atau menantu seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) adalah sesuatu yang begitu membanggakan. Mulai dari profesi guru, TNI/Polri, atau pergawai di berbagai instansi pemerintahan.

Entah kenapa hal ini selalu menarik dan tak pernah usang untuk diperbincangkan. Khususnya bagi permuda Bima yang Non-PNS atau enggan jadi PNS. Sehingga kadang akhirnya memunculkan beberapa permikiran, mulai dari yang menarik hingga permikiran nyentrik. Pikiran-pikiran yang muncul antara lain: 1. Apakah gadis-gadis cantik Bima hanya akan dimonopoli oleh PNS?, 2. Akankah kita para permuda Non-PNS kebagian perawan?, hingga 3. Bagaimana cara mengimbangi hegemoni dan pesona para PNS dihadapan gadis-gadis dan calon mertua,

Pemikiran-pemikiran tersebut muncul begitu saja seiring adanya kecemburuan sosial terhadap para PNS yang kian hari tajinya kian runcing dihadapan gadi-gadis dan masyarakat Bima.

Lantas.....

Salahkah para orangtua di Bima mengidamkan menantu PNS? atau Materialistiskah gadis-gadis Bima mengharapkan suami PNS??? Jawabnya tentu saja TIDAK... Karena orangtua selalu menginginkan pria yang terbaik untuk putrinya, mereka tentu membutuhkan jaminan kehidupan yang layak serta masa depan yang aman. Dan PNS tentu memenuhi kriteria itu... Selanjutnya, Materialistiskan gadis yang mengidamkan suami PNS? Jawabnya juga TIDAK... Memangnya seberapa besar sih gaji seroerang PNS hingga kita lancang mengatakan seorang gadis Materialistis? penghasilan seorang PNS hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya saja. Mereka hanya sedikit berjaya dengan adanya pinjaman dari BANK, itupun harus menanggung potongan gaji yang memprihatinkan. Namun bagaimanapun juga wanita adalah makhluk yang paling peduli dan memikirkan kehidupan masa depan dirinya dan yang terpenting adalah masa depan anak-anaknya kelak... Sehingga menjadi isteri seorang PNS dianggap serbagai solusi paling aman...

Mobilitas masyarakat mencari menantu atau suami PNS ini semakin mengkhawatirkan saja dengan pergeseran budaya yang terjadi. Jika dulunya seorang prialah yang membawa mahar, maka sekarang malah sebaliknya, di beberapa kejadian justru wanitalah yang mempersembahkan mahar bagi sang pria PNS. Alasannya sederhana, sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk menjadi seorang PNS itu membutuhkan modal yang tak sedikit. Butuh uang puluhan hingga ratusan juta sebagai pelicin untuk melobi sana sini*. Dan uang mahar itu dianggap sebagai pengganti modal menjadi seorang PNS.
Hahah... Kenyataan ini semakin PAHIT saja bagi para pemuda Non-PNS...

Mari kita lanjutkan...! So, bagaimana solusi agar pemuda Non-PNS punya nilai dihadapan para gadis dan orangtua? Jawabannya sederhana: Mari kita berikan mereka alasan kenapa kita lebih baik dan lebih unggul... Jika saat ini para gadis dan orangtua hanya punya 2 pilihan sempit, yaitu pilih PNS atau Pengangguran. Maka kita ubah opsi suram itu menjadi: Pilih PNS atau Pengusaha Muda Sukses? Pilih PNS atau Pemuda Kreatif, Pplih PNS atau Eksekutif Muda?
Dengan dermikian, maka hegemoni para PNS yang merajalela akan dengan mudah dipatahkan. Selain itu akan banyak keuntungan lain yang muncul. Kita tak akan membebani negara dengan mengantri jadi PNS, kita akan sanggup menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang, dan yang terpenting kita akan sanggup mempesona calon mertua dan menggaet hati si gadis pujaan hati...

Jadi kesimpulannya adalah, gadis-gadis Bima menggandrungi PNS bukan semata-mata karna mereka adalah pilihan satu-satunya, tapi karna mereka tak punya pilihan lain yang seimbang atau bahkan lebih baik. Kitalah yang sanggup membuat pilihan dan opsi itu, dan sekaranglah saatnya... Karna Pegawai Negeri Sipil bukanlah segalanya.

SALAM PNS... Bukan Pegawai Negeri  Sipil tapi PEMUDA NAN SUKSES...

Yang ingin jadi Pemuda Sukses angkat tangan, kita gapai mimpi-mimpi besar bersama. Yang hanya ngantri jadi PNS silahkan angkat kaki, heheh...