Blog ini berisi tulisan-tulisan ringan Sultan Abdul Khair. Jika anda berkenan mengutip sebagian atau keseluruhan dari salah satu atau beberapa tulisan di blog ini, mohon untuk mencantumkan sumbernya. Ikuti Blog ini bila diperlukan. Terima Kasih atas kunjungan anda...!

Selasa, 30 April 2013

12TH POST

Kali ini saya akan mengulas satu kesalahan 'Besar' yang sudah membudaya dalam keseharian kita. Satu kata yang sangat sering kita gunakan, mulai dari kalangan orang yang tak tau apa2 sampai dengan kalangan terpelajar yang sebenarnya tau bahwa itu salah. Namun masih saja digunakan karna sudah terlanjur dengan kebiasaan.

Oke, kata itu adalah "Missed Call". Banyak sekali yang keliru dalam menempatkan kata ini. Missed Call berarti panggilan yang diabaikan / panggilan tak dijawab. Tapi tak sedikit dari kita menempatkannya untuk sebuah pernyataan yang konyol. Misalnya:
1. Nanti saya akan missed call kamu
2. Tadi malam dia missed call saya

Nah, terdapat kejanggalan besar dalam pernyataan di atas seandainya kita terjemahkan dalam arti yang sebenarnya, yaitu:
1. Nanti saya akan missed call kamu --> nanti saya akan panggilan yang diabaikan kamu (ga' nyambung banget kan :P)
2. Tadi malam dia missed call saya --> Tadi malam dia panggilan tak terjawab saya (ga' nyambung)

Sementara contoh untuk penggunaan yang benar, misalnya:
1. Kemarin saya mendapat 2 missed call dari kamu
2. Setelah saya cek di HP kamu, ternyata terdapat missed call beberapa hari yang lalu

Nah, sudah jelaskan kesalahan umum kita dimana? hehe, sebenarnya ini tidak begitu berpengaruh saat kita gunakan ketika berbicara dengan orang-orang yang biasa kita bergaul sehari-hari. Namun akan fatal akibatnya jika kita terapkan pada suatu komunitas baru yang lebih formal atau bahkan saat berbincang dengan orang asing. Percayalah itu akan terdengar sangat KONYOL :D

------------------------------------------------------------------
Sekian untuk post kali ini, saya harap bermanfaat...! see you in the next post ^_^7

Ditunggu kritik, saran, dan masukannya. Thanks...!!!

Senin, 29 April 2013

11TH POST

Well, pada post kali ini saya akan menilik kesalahan kecil kita dalam menggunakan kata/ istilah bahasa inggris namun memiliki akibat yang sangat fatal saat kita menggunakannya ketika hendak berbicara dengan orang asing.

Kata pertama yang ingin saya kupas adalah 'Boring'. Saya yakin tak sedikit dari kita yang menggunakan kata ini. Contoh kasusnya adalah saat kita merasa bosan atau jenuh, maka banyak yang mengatakan: "Akh, gue lagi boring banget nih" atau "Hari ini aku boring banget"

Nah, kata diatas sebenarnya tidak terlalu berpengaruh saat kita gunakan ketika bergaul dengan orang lokal. Karna kita punya mindset yang sama, bahwa kata 'boring' itu memiliki arti 'bosan/jenuh'. tapi yang sebenarnya adalah 'boring' berarti 'membosankan' bukannya 'bosan'. Jadi, ketika kita mengatakan: "aku sangat boring" maka itu berarti (aku sangat membosankan) bukan (aku sangat bosan). Dan ini sangat fatal dan memalukan saat kita terapkan dalam bahasa inggris ketika bercakap dengan orang asing. Misalnya:

Saya: "I am so boring today" --> yang saya maksudkan adalah 'saya sangat bosan hari ini' padahal makna sebenarnya yaitu 'saya sangat membosankan hari ini'.
Dan akan sangat memalukan ketika lawan bicara kita menjawab sebagai berikut:
Orang asing: "Yes, you are" --> Ya, anda memang membosankan

Maka berhati-hatilah menggunakan kata 'boring'. Jika yang kita maksudkan adalah bosan, maka bahasa inggrisnya adalah 'Bored'. Misalnya: "I feel bored" --> saya merasa bosan atau "I was very bored today" --> saya sangat bosan hari ini

Ingat...! Bosan itu adalah "BORED" bukan "BORING"
---------------------------------------------------------------------------------
Sekian untuk post kali ini, semoga kita bisa lebih teliti dalam menggunakan istilah/kata dalam bahasa inggris dengan baik dan benar. Saya harap bermanfaat...! see you in the next post ^_^7

Ditunggu kritik, saran, dan masukannya. Thanks...!!!

Minggu, 28 April 2013

10TH POST

Wah, dah lama nggak update nih, hehe... Ok everyone, sekarang akan sedikit saya kupas tentang hal kecil yang kadang terjadi kesalahpahaman oleh guru Bahasa Inggris waktu saya berseragam putih-abu. Ini adalah mengenai penggunaan kata (a/an) yang berarti 'sebuah/satu' sebelum kata benda/kata sifat/keterangan waktu.

Dulu saya pernah dijelaskan oleh seorang guru bahwa 'a' ditempatkan sebelum kata yang huruf depannya adalah Konsonan, misalnya: a book, a pen, a car, a crazy man, a week, etc... Sedangkan 'an' ditempatkan di depan kata yang berawalan huruf Vokal, seperti: an apple, an umbrella, an expensive book, etc...

Nah, sebenarnya kesalahan itu tidak terlalu fatal, hanya saja sangat penting untuk kita bisa membedakan terutama saat menjalani suatu tes tertulis atau bercakap dengan orang yang lebih mahir atau orang asing agar kita dianggap lebih fasih (fluent) dalam berbahasa inggris. Kesalahan itu terletak pada pemberian predikat pada istilah konsonan ataupun vokal. Yang sebenarnya adalah kata 'a' ditempatkan di depan kata yang memiliki bunyi/suara konsonan, sedangkan kata 'an' ditempatkan di depan kata dengan bunyi/suara vokal. Ingat...! Bukan yang berhuruf awal konsonan/vokal, tetapi yang memiliki suara/bunyi konsonan/vokal. Maksudnya apa sih??? silahkan perhatikan contoh berikut:

Kata 'a' digunakan sebelum kata yang memiliki bunyi 'konsonan' walaupun sebenarnya ada kata yang berawalan dengan huruf 'vokal', seperti:
- a unit , dibaca (yunit) --> berbunyi konsonan
- a university, dibaca (yuniversity) --> berbunyi konsonan
- a european country, dibaca (yuropean) --> berbunyi konsonan
- a car
- a mouse
- a cup of coffe
- a beautiful girl
- etc...

Kata 'an' digunakan sebelum kata yang memiliki bunyi vokal walaupun sebenarnya ada kata yang berawal dari huruf konsonan, seperti:
- an hour, dibaca (awer) --> berbunyi vokal
- an honest boy, dibaca (anest) --> berbunyi vokal
- an apple
- an umbrella
- an expensive car
- etc...

Well, untuk postingan kali ini sekian aja yah, saya harap bermanfaat...!
Ditunggu kritik, saran, dan masukannya. Thanks ^_^7

Senin, 22 April 2013

TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI

Tidak ada satu makhlukpun yang tahu berapa lama kita mendapat jatah waktu dan kesempatan untuk menikmati kehidupan dunia yang fana dan sementara ini. Kita berada dalam siklus yang tertata dengan sangat apik dan sempurna oleh sang pencipta alam semesta Allah SWT. Kullu Nafsin Dzaa'ikatul Maut: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati..." (Al-Anbiya : 35). Tinggal menunggu kapan giliran maut akan menjemput kita. Bahkan tiada jaminan sedikitpun bahwa saya masih bisa menghirup segar dan pengap udara dunia setelah selesai dengan tulisan ini.

Andai saya diberi pilihan antara berumur panjang atau segera di jemput oleh-Nya, maka akan saya jelaskan melalui sebuah do'a:
"Yaa Allah Penciptaku yang Maha Agung dan Maha Mengasihi,  Engkau adalah Dzat yang sama sekali tidak terpengaruh oleh dimensi ruang dan waktu, Dzat yang Maha Mengetahui akan masa lalu dan masa datang. Andai hamba hanya menebar dosa dan maksiat dengan menyekutukanmu di masa yang akan datang, maka segeralah cabut nyawaku. Namun, jika ada secercah cahaya bagiku untuk selalu mengagungkan segala bentuk Kuasa dan Ke-Esa-anmu, maka panjangkanlah umurku."

Sahabat...! Kita hanyalah hamba yang diberi mandat sebagai Khalifah di muka bumi ini. Mengumpulkan segala bentuk amal baik dan mulia untuk menggapai Syurga dan tempat terbaik di Sisi-Nya. Allah Tuhan yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Minggu, 21 April 2013

MENGAPA HARUS KARTINI???

Mengapa setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Pada dekade 1980-an, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik pengkultusan R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia. Tahun 1988, masalah ini kembali menghangat, menjelang peringatan hari Kartini 21 April 1988. Ketika itu akan diterbitkan buku Surat-Surat Kartini oleh F.G.P. Jacquet melalui penerbitan Koninklijk Institut voor Tall-Landen Volkenkunde (KITLV).

Tulisan ini bukan untuk menggugat pribadi Kartini. Banyak nilai positif yang bisa kita ambil dari kehidupan seorang Kartini. Tapi, kita bicara tentang Indonesia, sebuah negara yang majemuk. Maka, sangatlah penting untuk mengajak kita berpikir tentang sejarah Indonesia. Sejarah sangatlah penting. Jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Bung Karno. Al-Quran banyak mengungkapkan betapa pentingnya sejarah, demi menatap dan menata masa depan.

Banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk sejarah Indonesia. Mengapa harus Boedi Oetomo, Mengapa bukan Sarekat Islam? Bukankah Sarekat Islam adalah organisasi nasional pertama? Mengapa harus Ki Hajar Dewantoro, Mengapa bukan KH Ahmad Dahlan, untuk menyebut tokoh pendidikan? Mengapa harus dilestarikan ungkapan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani sebagai jargon pendidikan nasional Indonesia? Bukankah katanya, kita berbahasa satu: Bahasa Indonesia? Tanyalah kepada semua guru dari Sabang sampai Merauke. Berapa orang yang paham makna slogan pendidikan nasional itu? Mengapa tidak diganti, misalnya, dengan ungkapan Iman, Ilmu, dan amal, sehingga semua orang Indonesia paham maknanya.

Kini, kita juga bisa bertanya, Mengapa harus Kartini? Ada baiknya, kita lihat sekilas asal-muasalnya. Kepopuleran Kartini tidak terlepas dari buku yang memuat surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat Eropanya, Door Duisternis tot Licht, yang oleh Armijn Pane diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini diterbitkan semasa era Politik Etis oleh Menteri Pengajaran, Ibadah, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr. J.H. Abendanon tahun 1911. Buku ini dianggap sebagai grand idea yang layak menempatkan Kartini sebagai orang yang sangat berpikiran maju pada zamannya. Kata mereka, saat itu, tidak ada wanita yang berpikiran sekritis dan semaju itu.

Beberapa sejarawan sudah mengajukan bukti bahwa klaim semacam itu tidak tepat. Ada banyak wanita yang hidup sezamannya juga berpikiran sangat maju. Sebut saja Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (terakhir pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita.

Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan Sartika dan Rohana dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang ber inisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Kalau saja ada yang sempat menerbitkan pikiranpikiran Rohana dalam berbagai surat kabar itu, apa yang dipikirkan Rohana jauh lebih hebat dari yang dipikirkan Kartini. Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fa -timah dari Aceh, klaim-klaim ke terbe lakang an kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita.

Di Aceh kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati. Aceh juga pernah dipimpin oleh Sultanah (sultan wanita) selama empat periode (1641-1699). Posisi sulthanah dan panglima jelas bukan posisi rendahan.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus menda -pat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan, begitu kata Rohana Kudus.

Bayangkan, jika sejak dulu anak-anak kita bernyanyi: Ibu kita Cut Nyak Dien. Putri sejati. Putri Indonesia..., mungkin tidak pernah muncul masalah Gerakan Aceh Merdeka. Tapi, kita bukan meratapi sejarah, Ini takdir. Hanya, kita diwajibkan berjuang untuk menyongsong tak dir yang lebih baik di masa depan. Dan itu bisa dimulai dengan bertanya, secara serius: Mengapa Harus Kartini?

Ditulis oleh Tiar Anwar Bachtiar (INSISTS)

Source: http://insistnet.com/index.php?option=com_content&task=view&id=149&Itemid=6

Sabtu, 20 April 2013

PRIA YANG PERNAH SAYA BANTU

Nama saya Abdul Khair, biasa dipanggil Khair. Sekarang saya mahasiswa aktif semester 6 di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Saya berasal dari Nusa Tenggara Barat, tepatnya dari Kabupaten Bima. Oke, sekian perkenalannya, ga' penting juga yah, hehe*. Pada tulisan ini saya berniat berbagi pengalaman menarik yang pernah saya alami pada akhir maret 2013 lalu. Let's check it out...!

Saat itu ba'da Isya saya hendak ke sebuah minimart tidak jauh dari tempat saya nge-kost. Saya berniat membeli persediaan makanan untuk menyambung hidup di akhir bulan. Maklum, budged menipis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi perut saat itu sudah sangat lapar dan keroncongan, sayapun bergegas dengan sisa tenaga yang ada.

Sebelum masuk ke minimart, saya sedikit tersentak dengan suara panggilan dari seorang pria yang terlihat sangat tergesa-gesa dari arah belakang. Dia terlihat lusuh dengan jaket hitam, celana jeans dan mengenakan sebuah tas punggung. Setelah merespon panggilan dari pria itu, kami akhirnya berkenalan dan melakukan perbincangan di depan minimart.

Namanya adalah 'Mas Yanuar', dia berasal dari Banjarnegara (jaraknya sekitar 6 jam dari kota Djogjakarta). Usianya lebih tua dari saya, yah sekitar 27 tahun-an. Dalam dialog singkat kami saat itu, mas Yanuar hendak menyusul dan menjemput adiknya yang kabur dari rumah. Sebenarnya mas Yanuar sudah bertemu dengan sang adik, namun dia menolak untuk balik ke rumah bersama beliau. Setelah mendapat penolakan dari sang adik akhirnya mas Yanuar memutuskan untuk kembali ke Banjarnegara. Namun karna sedikit kelelahan akhirnya dia berniat untuk memejamkan mata sejenak di sebuah Mushola. Sebelum tidur, mas yanuar sempat melihat seorang pria yang sedang Sholat didekatnya. Na'as bagi mas Yanuar ternyata itu bukanlah orang baik-baik seperti yang ia sangkakan. Dompet dan handphonenya raib dibawa orang tersebut.

Setelah menceritakan kisahnya tersebut, akhirnya mas Yanuar bertanya apakah saya mempunyai kenalan orang Banjarnegara, atau yang berbahasa 'Ngapak'. Tapi sayangnya saya tidak memiliki kenalan dari daerah tersebut. Walaupun sebenarnya saya punya teman yang 'ngapak', tapi saya tak lekas memberitahunya sebelum bertanya niat mas Yanuar menanyakan orang-orang tersebut. Bagi saya mas Yanuar ini adalah sosok orang yang jujur dan punya harga diri yang tinggi. Dia terlihat sangat canggung dan malu saat meminta bantuan pada orang lain.

 Setelah saya bertanya, ternyata mas Yanuar ingin meminjam uang kepada orang sedaerahnya, yaitu Banjarnegara (ngapak) seandainya saya memiliki kenalan salah satu diantara mereka. Sayapun bertanya nominal uang yang beliau butuhkan, mas Yanuar menjawab dengan sedikit malu-malu :
"Asalkan cukup buat saya sekali makan mas, berapapun saya mau. Saya bisa numpang truk untuk sampai daerah saya. Sebenarnya saya sangat malu melakukan ini, sayapun tidak kenal mas sama sekali. Tapi saya sungguh tak punya pilihan lain. Kalo mas berkenan saya mau jual jaket saya pada mas Khair, berapapun saya mau asalkan saya bisa makan malam ini."

Mendengar perkataan dari mas Yanuar, saya berpikir sejenak. Andai saja saya mempunyai uang lebih, saya pasti akan membantu beliau. namun uang yang ada di dompet saya saat itu hanya tersisa 43rb rupiah, cukup untuk kebutuhan makan saya beberapa hari ke depan jika dibeli dengan Telur dan Mie Instan. Setelah cukup terdiam, akhirnya saya bisa berpikir lebih jernih dan memutuskan untuk membantu beliau. Saya menyerahkan 40rb untuknya dan menyisakan 3rb rupiah dalam dompet. Meskipun sempat berpikir saya tak akan bisa makan malam itu. Saya bahkan tidak tahu apakan saya ikhlas membantu mas Yanuar dengan sisa uang yang saya punya saat itu. Namun yang pasti saya sangat merasa iba dan kasihan dengan beliau. Saya membayangkan andai saja berada pada posisi yang sama dengan mas Yanuar.

Sambil menyerahkan uang 40rb saya berkata:  
"Mas Yanuar, saya mohon maaf, saya bukanlah orang yang berkecukupan. Hanya punya segini untuk mas Yanuar, semoga bisa membantu." 
Namun reaksi mas Yanuar sungguh diluar dugaan saya, beliau terlihat sangat terharu saat itu.  
"Mas, saya tidak tahu harus berkata apalagi, saya sangat bersyukur bisa bertemu daengan mas Khair. Uang ini bahkan cukup untuk biaya saya sampai ke rumah. Saya harap semoga Allah mempertemukan kita dalam keadaan saya yang berbeda. Saya pasti akan membalas kebaikan mas Khair. Allah itu maha mengetahui kebaikan hambanya." kata mas Yanuar. Berulang kali dia masih menyampaikan rasa terima kasihnya.

Setelah itu mas Yanuar meminta contak saya agar bisa menghubungi beliau seandainya berkunjung ke Banjarnegara. Kemudian beliau bergegas menuju terminal. Saya sempat menawarkan diri untuk mengantar, namun beliau menolak. Akhir cerita dengan uang 3rb rupiah yang tersisa saya belikan 1 bungkus mie instan dan sebutir telur. Yah, saya rasa cukup untuk mengganjal perut malam itu.

Setelah kejadian itu, saya mulai banyak berpikir dan merenung. Betapa banyak saudara kita yang mebutuhkan bantuan dan pertolongan. Sebenarnya saya malu menceritakan kisah pertolongan kecil yang telah saya lakukan ini. Namun saya berharap, kita bisa memetik sedikit pelajaran akan pentingnya sikap toleran dan saling membantu antar sesama. Saya meyakini roda kehidupan ini terus berputar. Kita kadang berjaya di atas dan kadang pula terperosok ke bawah. Dan tidak ada satu makhlukpun yang tahu, mungkin orang yang pernah kita tolong itulah yang akan menjadi pintu sukses kita di masa datang. Wallahu A'lam Bis Showab!


Rabu, 17 April 2013

MULIAKANLAH IBUMU...!!!

Andai Allah tidak melarang manusia bersujud kepada sesama manusia. Maka sudah pasti aku akan bersujud dan memujamu wahai ibuku, mutiara dan permata hatiku...

Meski kusatukan seisi alam dan jagad raya, namun takkan pernah sanggup mengimbangi besar kasih dan sayangmu ibu...

Wahai Allah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha menebarkan kasih sayang kepada setiap ibu, lindungi dan ampunilah segala khilaf dan dosa ibu kami. Berikanlah ia tempat terbaik dan terindah di Sisi-Mu, Syurga dan segala nikmat-Mu yaa Tuhan kami yang Maha Agung...

"ROBIGHFIRLI WALI WAALI DAYYA, WARHAM HUMAA KAMAA ROBBAYAANI SHOGHIROO"

#Muliakanlah Ibumu ^_^

Minggu, 14 April 2013

SIWE AI NAINA AKE

Kapatu Mbojo / Pantun Bima
Bagi wanita baik-baik tolong jangan tersinggung yah ^_^, kapatu mbojo ini memang berisi kata-kata yang agak kasar dan terkesan kurang sopan. Tapi inilah salah satu bentuk keprihatinan dan sentilan sosial terhadap dekadensi moral serta tergerusnya etika generasi muda.

Oleh : Sultan Abdul Khair

Oeee Siweeee...!!!
Wati loa ili kanari, pahu ra isi nara re???
pahusi ma mpelu, roi weki rewo sampela
kani sarowa poro, pahusi bune uwi ra puru
ka tada wangga, wati uku sarumbu ma na'e wanggo

Kaumu kani jilba, wancuku tele ra kabeu na
kaumu kani rimpu, tahopu lampa ncihi rompana
kaumu ili sarumbu, tahopu katada hurina ma romba
kaumu jaga diri, simpana lao rewo diro daro

Oe siwee...!!!
Ausi lao kaimu bune janga sawu???
wati ntaumu dahu, ade pili ro duha???
wati ntaumu sarede, wa'usi lu'u aka rade???
wati dahumu weta ra riko, hina ba afi ana raka???

Tobba...!!!
Pai uru katahomu weki, ntenepa warana dei ma woko
wokona pahala, dei niki mbi'i ra hela na
pahala deima hanta, tiwara dou ma loana hunta
loa kai ma da rugi, ade ntikana ngolo saroga

Amanat Pantun:
Pantun ini berisi tentang fenomena berbusana kaum hawa yang sudah sangat jauh dari tuntunan Agama karna tergerus oleh trend dan moderenisme. Tanpa adanya rasa takut dan khawatir akan datangnya hari akhir dan hari pembalasan.
Melalui pantun ini juga, penulis berniat mengajak kaum hawa untuk senantiasa menjaga kesucian diri dan menjaga aurat. Agar mendapatkan keridhoan dan imbalan Syurga-NYA

Sabtu, 06 April 2013

MA NE'ESI DA MBUJA DANA NDAITA MBOJO

Kapatu Mbojo / Pantun Bima : Bentuk keprihatinan dan kritik sosial terhadap komitmen moral dan etika kaum pendidik dan anak didik dalam sistem pendidikan Indonesia, lebih khusus "Mbojo-Bima" dalam Pelaksanaan Ujian Nasional.
Oleh : Sultan Abdul Khair

Na mbora akamu, ana sakola dzaman ake
londona ta uma, tidu ca'una ngilu rima ina ro ama
karai ka'ipi honda, kani sarowa ma gabe hondo
ti kone wa'ana buku, ota si ma sampula kabake

Kaumu tana'o, na mboto auku dei ne'ena
parenta dei tola, na katohopa lao rewo talu
lampa ngoja da tantu, fikisi ma naha katuntu
kadihi kadori ade, ti paduli na dou sa'udu

Ana sakola, bune menta dou ma mpanga kalo
edana guru, mbotopu ndawina gara-gara
raka wa'u uji, ampona ngawa dei ngoa ro aja
watidu ngawana banta, simpana ne'e raka bantu

Ake ku generasi ma taho ro???

Wa'usi nggori tama, mbotopu ma doho teku teme
tiwara ma karawi, tahopu lao lampa rewo na
na rakasi bora na'e, mbotopu ma sabera ne'e
fikina ma ringu soa, wati dahuna karawi korupsi

Ma ne'esi da mbuja, dana ndaita Mbojo
maina junju, menana sumpa ro janji
aina kajojo, lampa ro rawi ma da jujur
loa kaina taho raso, samena na dana ro rasa

Ayo sukseskan Ujian Akhir Nasional 2013...!!!
Semoga dapat berjalan lancar dan diberikan kemudahan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan etika demi mencetak generasi yang handal dan tidak bermental Instant...
Ingat...! Keberhasilan hanya akan diraih dengan Usaha, Do'a, serta Dedikasi yang tinggi. SUKSES...!!!