Pagi ini aku menangis sejadi-jadinya. Air mataku membanjiri kasur dan bantalku yang lusuh. Hanya sekali seumur hidup aku pernah menangis seperti ini, yaitu dulu saat ayahandaku menghembuskan nafas terakhirnya.
Pagi ini perasaan itu kembali bergejolak. Sepanjang malam aku bermimpi sesuatu yang paling kutakutkan. Ya benar, ibuku meninggal dunia dalam bunga malamku itu. Alangkah sedih hatiku, begitu tersayat perasaanku, merintih jiwaku. Wanita yang paling kujunjung tinggi harus pergi meninggalkanku. Rasa sedihku begitu nyata kurasa, bahkan jauh lebih dahsyat dibanding saat ayahanda dipanggil yang Maha Kuasa. Akun menjerit dan menangis hebat dalam mimpi itu hingga akhirnya aku terbangun tanpa sadar aku menangis tersedu-sedu.
Demi Allah.... Aku sangat takut jika secepat ini harus kehilangan ibuku. Bukan ketiadaannya yang aku takutkan, tapi keberadaannya saat ini yang aku sesalkan. Begitu banyak beban yang kutimpakan dipundaknya, begitu banyak kurampas hari tuanya hanya untuk mengurusku. Sungguh tak sanggup rasaku jika harus kehilangannya sebelum kubalas sedikit saja dari jasa dan luhur budinya. Sunngguh aku menyayangimu ibu... Mutiara hatiku...
Semoga kelak saat Allah mencabut nyawamu saat itulah anakmu ini telah memberi segala upaya terbaik untuk membahagiakanmu. Hingga akhirnya hanya do'aku yang akan senantiasa selalu mengiringimu agar diampunkan segala dosa dan khilafmu di dunia dan ditempatkan engkau di Sisi-Nya yang Mulia...
Pagi ini perasaan itu kembali bergejolak. Sepanjang malam aku bermimpi sesuatu yang paling kutakutkan. Ya benar, ibuku meninggal dunia dalam bunga malamku itu. Alangkah sedih hatiku, begitu tersayat perasaanku, merintih jiwaku. Wanita yang paling kujunjung tinggi harus pergi meninggalkanku. Rasa sedihku begitu nyata kurasa, bahkan jauh lebih dahsyat dibanding saat ayahanda dipanggil yang Maha Kuasa. Akun menjerit dan menangis hebat dalam mimpi itu hingga akhirnya aku terbangun tanpa sadar aku menangis tersedu-sedu.
Demi Allah.... Aku sangat takut jika secepat ini harus kehilangan ibuku. Bukan ketiadaannya yang aku takutkan, tapi keberadaannya saat ini yang aku sesalkan. Begitu banyak beban yang kutimpakan dipundaknya, begitu banyak kurampas hari tuanya hanya untuk mengurusku. Sungguh tak sanggup rasaku jika harus kehilangannya sebelum kubalas sedikit saja dari jasa dan luhur budinya. Sunngguh aku menyayangimu ibu... Mutiara hatiku...
Semoga kelak saat Allah mencabut nyawamu saat itulah anakmu ini telah memberi segala upaya terbaik untuk membahagiakanmu. Hingga akhirnya hanya do'aku yang akan senantiasa selalu mengiringimu agar diampunkan segala dosa dan khilafmu di dunia dan ditempatkan engkau di Sisi-Nya yang Mulia...
2 komentar:
segala kepahitan ataupun penyesalan yg ada,pasti akan ada makna yg manis yang akan kita dapatkan kelak nanti...
semangat arie..ka nggori karu'u kuliah re :D
Terimakasih kakanda :)
Posting Komentar