"Aku hamil sama abang masa' hamil sama siluman"
Itulah potongan lirik lagu yang saya dengar dari adik-adik tetangga yang sedang asyik bermain. Mereka bahkan belum menginjak usia SD. Yah, memang terdengar sangat menggemaskan tapi sekaligus sangat mengenaskan. Masa depan suram sudah dapat kita terka dan kita terawang mulai saat ini.
Saya tertarik dengan perkataan seorang haji yang tanpa sengaja bertemu saat berburu burung perkutut di sebuah gunung yang cukup jauh dari pemukiman. Melalui percakapan singkat kami beliau mengatakan dalam bahasa daerah: "Zaman ke anae wati perna na rungka weki, ntenepa samana aipu saramba warakai dunia sampe ainaina ake. Ma rungka wekire ededu ndaita manuasia ma ngge'e ese wawo dunia ake."
Pernyataan diatas memiliki makna bahwa Dzaman tidak pernah berubah sedikitpun. Dzaman tetaplah sama dari awal terciptanya sampai sekarang. Sementara kita manusialah yang berubah entah lebih baik atau lebih nista mengumbar dosa dan maksiat, sementara dzaman tetaplah sama.
Sekarang saatnya kita berubah dan memulai tatanan hidup baru yang lebih baik dan elegan. Kitalah yang akan menata masa depan yang lebih cerah dari generasi yang bisa diharapkan. Tak usah sesumbar untuk mengubah semuanya... Cukup mulai dari diri kita, anak-anak kita, adik-adik dan kerebat terdekat kita. Sekaranglah saatnya MOVE AND CHANGE THE WORLD.
Sultan Abdul Khair